Sebuah puisi untuk mia, perempuan idamannya.
karya, Salim Makkarodda
belum selesai kuhancurkan arca seratus malam
engkau sudah datang
mampir menghibur mimpi
sebuah ruang menyimpan
bercak keindahan lelaki
menyiram luka setiap waktu
di ranjang ini
ada bau kehidupan
menyengat persendian manusia
iblis melupakan hakekatnya
dua bocah terdampar
di mulut sorga
hangat mencumbu perempuanmu
Tuhan tak menaruh hati pada kita
seakan membicarakan
tali ikatan nyawa berdua
tak harus putus di perjalanan
laut perasaan memberontak
agar jarak sejauh ini
lebih dekat mengadu
janji sumpah hati sendiri
kalimat Tuhan bersaksi
kiamat menghimpit
lelaki mandar membangun
cinta di akhir hayat nanti.
Lampoko, Campalagian

0 komentar:
Posting Komentar